Second Consult : Family first (part 1)
"Prang.."
"Apa-apaan ini? jikalau kamu memang manusia betindaklah layaknya manusia!!!"
"Jikalau kamu seorang Suami bertindaklah layaknya seorang suami!!!!"
Pagi hari aku terbangun. seperti biasa kedua orang tuaku bertengkar.
Tanpa memperdulikan mereka aku beranjak menuju kamar adikku.
Seperti biasa adikku sedang meringkuk di bawah selimutnya sambil menangis.
Segera kurangkul dia dan membsikkan kata-kata yang seperti biasa aku bisikkan kepadanya.
"Sabar ya met, semuanya pasti akan kembali seperti sedia kala"
sambil mengusap-usap kepalanya aku pun turut meneteskan air mata.
Namaku Rina, umurku 18 tahun dan adikku yang bernama Meta dan dia baru saja duduk di kelas 3 sd.
Sebelumnya keluarga kami merupakan keluarga yang sangat harmonis. Aku beserta adikku merasa bahwa kami adalah anak yang paling bahagia di dunia.
memiliki kehidupan yang berkecukupan dan juga keluarga yang lengkap sampai akhirnya 1,5 tahun yang lalu ibu memergoki
ayah sedang bersama sekretarisnya di kamar. Saat itu Ibu sedang ada bisnis ke luar kota dan karna suatu alasan ibu mempercepat kepulangannya.
hidup kami yang semula bahagia langsung hancur dalam sekejap.
Kami dianggap tak ada. kerja mereka hanya bertengkar. dan mereka telah pisah ranjang selama 3 bulan.
Di Sekolah aku pun hanya diam dan tidak banyak bicara. mungkin begitu pula adikku.
saat pembagian raport semester kedua orang tuaku yang biasanya datang bersama tidak hadir.
dan sopirku yang mengambilnya.
Teman-teman yang biasanya sering datang kerumah tidak lagi mau menginjakkan kakinya
karna pernah di usir dengan kasar oleh Ayah. dan karna itu pula teman-teman jadi agak tersinggung kepadaku.
Setelah agak reda baru aku dan adikku berani keluar kamar dan segera berangkat ke sekolah.
"Teng" "Teng" (lonceng tanda istirahat berbunyi)
"oi rin, ke kantin yuk" sapa neni.
Neni adalah sahabatku yang paling aku percaya yang paling suka kujadikan tempat curhat.
"Emh... kayaknya hari ini aku gak aja dech Nen" jawabku lirih.
"hee???? kok gitu, keluargamu berantem lagi?"
"ya begitulah nen, gak beda dengan hari-hari dahulu"
"pasti berat yach Rin, lu sabar aja yach. Lu harus makan kalo gak tambah kurus loch... Yuk Ak" ajak Neni sambil menarikku.
Akupun ikut neni ke kantin.
Di Kantin.
"nen, Makasih yach lu selalu ada saat aku lagi sedih"
"halah... Sok iye lu Rin. that's what friend's for khan."
lalu kami pun memesan mie goreng. Neni paling tahu jikalau aku sudah 1,5 tahun tidak pernah sarapan di rumah
kecuali hari minggu. karena Ayah dan Ibu selalu berantem di sekitar ruang makan. dan berakhir dengan piring makanan melayang.
setelah pulang sekolah.
Ibu dan ayah menyuruhku duduk di ruang keluarga.
mereka menyuruh memilih saya dan meta akan ikut sapa.
Meta diam dan bingung. sedangkan saya tanpa sadar meneteskan air mata dan berlari menuju kamar.
di kamar saya menangis menjerit-jerit.
walau saya sadar apa artinya tetapi saya benar2 tidak ingin mengakui semua itu.
saya langsung menelpon Neni.
"Nen... kita bisa ketemu gak?" tanyaku lirih menahan tangis.
"um... Sory rin, saya gak bisa kayaknya. saya lagi jalan ma Aldo."
"ya udah Nen, sory ya ganggu. met happy-happy yach"
aku tidak tahu harus berbicara pada siapa lagi.
tidak lama Hpku berbunyi tanda SMS tiba.
dan itu dari Neni.
"Yo Rina, lu ada masalah ta Rin. sory banget dech.
oh iya kata Aldo kalo kamu punya masalah kamu bisa hubungi
No. 0817xxxxxx, bilang aja temennya Aldo, mau konsultasi"
Aku tidak tahu harus berkata apa lagi.
kepalaku pusing dan akupun tertidur.
Ketika aku terbangun, kulihat Meta tidur di sebelahku.
diapun ikut terbangun.
"kak, nanti kakak ikut siapa? kata ayah meta mau dibawa ke jakarta"
aku terdiam.
"tapi Ibu katanya mau ke bandung kerumah Nenek"
aku masih terdiam.
"kakak, kok diem sich.... asyik khan maw diajak ayah jalan ke jakarta, tapi Ibu kok gak ikut?"
aku diam menatap Meta, kasihan dia belum tahu apa-apa.
"kakak lum tau mau pilih siapa" ujarku.
lalu aku pun menekan tombol yang diberikan Neni.
"tuuuuuuut"....."tuuuut"
"halo" ujarku
"halo..... sapa yach?" jawab suara ditelpon.
"Saya temennya Aldo, mau konsultasi"
"emh..... boleh sich. Nama?"
"Ri...Rina.."
"Rina? umur? status? ukuran badan? jenis kelamin?"
"............................."
"ahahaha... becanda-becanda, oke dech maw kapan ketemuan?"
"jam 7 malem nanti bisa gak?"
"bisa..., dimana yach?"
"Di Mall XXXX di KFC-nya"
"emh.... saya tak punya uang"
"......................"
"jujur itu...sory dech, di warung mie ajah mau?"
"....................."
".....er...."
'biar saya yang bayar nanti KfC-nya"
"ah... gitu dong, oke..."
"saya pake baju warna hitam"
"saya pake baju coklat"
"baik"
"seperti ajakan ken.."
"JEGLEK"
Telpon langsung saya tutup karena orangnya menyebalkan.
tapi karna terlanjur buat janji akhirnya saya pun pergi juga ke Mal.